Ceritasek5.blogspot.com | saya jadi teringat kembali pengalaman
seks saya waktu SMP nah karena itu saya mencoba menceritakan pengalaman
seks saya dengan kata-kata yang agak terbatas, tetapi sebelumnya saya
ingin memperkenalkan diri. Nama saya Roy (nama samaran) berumur 25 tahun
saat ini, bekerja di sebuah Hotel di Jakarta, sejak kecil kehidupan
saya tidak lurus-lurus amat, waktu SD pernah nonton Film Biru bersama
teman-teman, tetapi sampai SMA saya belum pernah pacaran dikarenakan
saya adalah seorang yang tidak Supel dalam bergaul, akibat dari nonton
film tersebut saya mulai berubah tanpa saya sadari dan orang lain tidak
tahu bahwa saya sering ngelonjor (ngelamun jorok) tidak peduli di kelas,
di bis dan di mana saja, malah kerapkali saya melakukan pelecehan
seksual di dalam bis, dengan menempelkan alat vital saya ke pantat
seorang gadis tetapi jika dalam keadaan yang berdesak-desakan saja. Sebaiknya
saya langsung mulai cerita, waktu SMP kelas 3, kami kedatangan tamu
dari Jogya yaitu Tante Wulan. Pada saat itu dia berumur 26 Tahun dan
baru 1 tahun menikah tetapi malangnya dia ditinggalkan oleh suami yang
tidak bertanggung jawab, dikarenakan alasan mertua (nenek saya, red).
Saya memang akrab dengannya (Tante Wulan) karena orangnya ramah, lembut
dan cantik. Dan diantara banyak keponakannya, sayalah yang paling
dianakemaskan olehnya. Dia sering berkata, Kamu itu orangnya baik, nggak
suka nakal-nakal seperti anak-anak yang lain yang suka berkelahi,
mencuri dan lain-lain.. Nah, pada saat kedatangannya kebetulan kedua
orang tua saya sedang berlibur di Bali, tinggal saya dan kedua kakak
wanita saya serta ditemani seorang pembantu.
Ehhh Tanteee! teriak
kakak saya yang pertama bernama Riska, saya dan Risma berlomba menuruni
tangga dari lantai 2 (tempat menjemur pakaian). Risma adalah kakak kedua
saya, singkatnya kami menyambut kedatangannya dengan hangat tapi sayang
kamar dikeluarga kami hanya ada 3. Tante Wulan pakai saja kamar saya,
biar saya tidur di ruang tengah, kata saya sambil membawa kopernya ke
dalam kamar. Kamar saya yang tak terlalu besar, hanya ada tempat tidur
yang tidak terlalu besar, meja belajar dan lemari kecil.
Pada
tengah malam Sssttt Bayu pindah saja ke dalam, sambil menunjuk
kamarnya.Ahhh nggak usah Tante, Tante khan balasku tertahan.Eh di sini
kan banyak nyamuk, selanya, dengan langkah gontai saya masuk ke kamar.
Ketika saya merebahkan diri, teryata dia ikut masuk dan menutup pintu,
saya pikir dia menggantikan saya tidur di ruang tengah, ini membuat saya
malah menjadi canggung dan tidak bisa tidur, pikiran pun melayang
kemana-mana, sebentar-sebentar saya memandang ke sebelah.Haa cepet
banget Tante Wulan tidurnya ya ampuuun, kenapa otak gua jadi ngeres
gini. Saya teringat kembali semua yang telah saya tonton (Film Biru)
lalu saya duduk dan memandangi pahanya yang tersingkap sampai daerah
sekitar perut.
Wowww! seksi banget kata saya dalam hati. Tante
Wulan memang seorang yang sangat cantik, tinggi badannya 166 cm dengan
tubuh yang proporsional kulit kuning langsat, rambut hitam pekat,
panjang sebahu mirip seorang model, leher jenjangnya yang putih bersih,
hidung mancung dengan bentuk yang manis sesuai dengan ukuran wajahnya,
bibir yang sensual dengan warna merah natural, membuat setiap orang yang
melihatnya ingin mengecupnya. Pokoknya ia adalah wanita seperti idaman
saya, kadang saya berfikir, Coba kalau ia bukan tante saya.
Tanpa
disadari tangan saya mulai meraba betis. Iiihh lembut banget (sambil
dikecup sedikit), kata saya dalam hati, baru kali ini saya memegang
betis seorang wanita, dan tangan saya menjalar ke pahanya yang membuat
darah muda saya mendidih, perasaan yang tidak karuan, takut dan nafsu
birahi yang tak dapat dibendung. Ya ampun, kenapa saya bisa sekurang
ajar ini, saya berhenti sejenak untuk memperhatikannya apakah ia
benar-benar tertidur? Untuk mengetahuinya saya tarik bantal yang berada
di kepalanya secara mendadak, benar saja ia tertidur pulas.
Kemudian
saya melanjutkan aksi dengan membuka tali piyamanya, pemandangan luar
biasa yang belum pernah saya lihat sebelumnya, lalu saya merebahkan diri
di sampingnya sambil saya dekatkan mulut saya ke mulutnya, terasa
hembusan nafasnya yang hangat membuat saya makin terangsang untuk
mencium bibir indahnya dan saya beranikan diri untuk melumat bibirnya.
Eemmmuuaahh
tiba-tiba mengalirlah perasaan aneh dalam tubuh saya, membuat saya lupa
akan semuanya dan saya tak dapat menahan lebih lama lagi, saya hisap
bibirnya, saya cium hidungnya yang indah, pipinya dan kembali lagi ke
bibir manis itu, saya berlama lama di sini sebentar, saya mencoba
memasukkan lidah saya ke mulutnya. Eeehhmm gumamnya, Masa bodo ketahuan
apa nggak! kata saya dalam hati, lalu dengan tangan kanan, saya meraba
payudara yang kenyal itu sambil sesekali meremas-remasnya mesra (tanpa
membuka BH-nya).
Begini saja tidak bakalan puas, pikir saya.
Dengan gemetar lalu saya memiringkan tubuh indah itu. Uuuhh susah
banget, tetapi akhirnya berhasil juga dan saya buka kancing BH-nya. Haaa
luar biasa indahnya, kataku kagum dan kurangkul tubuh indah itu sambil
saya menindihnya dari samping karena ia dalam posisi miring, kaki
kananku kusilangkan diantara pahanya, menciumi seluruh wajahnya sambil
meremas-remas buah dadanya, tapi tiba-tiba dia mendorongku, aku kaget
bukan main sepertinya jantung ini berhenti berdetak. Saya berhenti
sebentar sambil mengatur nafas dan memperhatikannya. Beruntung, ternyata
dia masih dalam keadaan tidur dan tetapi posisinya kali ini sangat
memudahkan bagiku untuk mengadakan operasi selanjutnya, yaitu telentang.
Perlahan
saya mendaratkan wajah saya diantara gunung kembar itu, dan saya mulai
menjilatinya dengan lembut, dengan gemetar saya meremas-remas, sesekali
mengisap-isap puting susunya yang berwarna coklat muda dan kemerahan itu
sambil memainkan ujung lidah saya, nikmat sekali benda kenyal ini yang
perlahan-lahan mulai mengeras dengan diiringi suara rintihan. Aahhh
uuuggh.. terlihat sekilas olehku, ia mulai tidak tenang, kepalanya
bergoyang ke kanan dan ke kiri, tangannya yang meremas-remas sprei,
sepertinya ia juga merasakan nikmatnya, tapi dasar orang yang sudah
dikendalikan nafsu birahi, hal itu tidak menyusahkannya, malah
menimbulkan sensasi tersendiri, semakin gencar saya melakukannya, bahkan
kini tanganku berani menyelinap ke dalam celana dalamnya.
Wahhh
bulunya lebat amat, kataku dalam hati, lalu saya mulai mengusap-usap
bulu tersebut sambil menciumi seluruh buah dadanya disertai gigitan
kecil di puting susunya yang membuatnya bergetar dan terasa olehku bahwa
setiap kali aku membelai bulu di selangkangannya, pantatnya agak
terangkat sepertinya berbicara, Masukkan jarimu, dan setelah kulepaskan
CD-nya, kuberanikan diri untuk menyelipkan jari tengahku ke dalam goa
kenikmatannya. Kontan saja dia menggumam, Uuuggh.. ssszzttt ahhh ahhh..
aaauuhhh tak henti-hentinya ia merintih sambil meremas-remas rambutnya.
Dalam hati saya berfikir apa ia benar-benar tidur?
Tiba-tiba
pantatnya agak terangkat sampai seluruh jari saya masuk ke dalam liang
kewanitaannya sambil ia meregangkan kedua pahanya lebar-lebar membuat
saya ingin melihat lubang kemaluannya secara dekat. Lalu saya merubah
posisi, saya seperti orang yang sedang bersujud, kubenamkan hidungku di
liang senggamanya sambil kugesek-gesekkan dengan hidungku, Uuhh.. baunya
membuat sensasi seksku meningkat, Sssrruuupps.. (seperti menjilat ice
cream) Sambil memegang kedua pahanya, aku menjilat-jilat bagian dalam
liang kenikmatan tanteku itu, jujur saja rasanya aneh asin, sedikit
gurih dan pokoknya nikmat, tak bisa kulukiskan dengan kata-kata.
Tiba-tiba
saya dikagetkan oleh kedua tangan, yang tiba-tiba saja memegang kepala
saya. Ehhhmm siapa kamu? sambil mengangkat kepala saya, Mati gue! dalam
hati saya berkata dengan perlahan saya mengangkat kepala saya dari liang
sorganya, saya hanya terdiam.Roy apa yang telah kamu lakukan.. kenapa
kamu, berani..? kata Tante Wulan.Dengan gemetar saya berkata, Maaf kan
saya Tante.Maaf lagi, enak aja nanti Tante bilangin Ibu baru tau rasa!
ancamnya.
Saya hanya pasrah, saya sudah kehilangan seribu bahasa,
saya hanya diam dan diam ketika saya hendak melangkah keluar kamar, ia
melompat dan mengunci pintu membuat saya kaget bukan main, kupikir ia
mau menghajarku, Tidur sana! perintahnya sambil membiarkan tubuhnya
terlihat olehku yang hanya mengenakan baju tidur yang telah kubuka
talinya dan saya membaringkan badanku membelakanginya dan ia mematikan
lampu kamar. Saya telah berusaha untuk memejamkan mata tapi tidak dapat.
Gimana nih, gua bisa diusir dari rumah, dalam hati saya berbicara.
Satu
jam setelah itu, saya dikagetkan oleh tangan yang memegang alat vital
saya, kontan saja ini membuatnya bangun (dongkrak antikku). Awalnya
hanya meraba-raba saja dan akhirnya sampai masuk ke dalam celana dalam
dan kurasakan tubuh hangat itu memelukku sambil berkata, Tante tau Kamu
belum tidur, tapi saya terus pura-pura tidur, dan ia menelentangkan
tubuh saya, sedikit saya mengintip rupanya ia melepaskan piyamanya dan
benar-benar telanjang bulat. Sebenarnya saya ingin melongo tapi takut
ketahuan.
Astagaaa teryata ia tadi itu cuma pura-pura, saya
menahan nafas ketika ia menelungkupkan tubuhnya di atasku sambil
berkata, Ini rahasia kita. Lalu menghujani bibirku dengan ciuman
rakusnya, Emmuuahh eemmuuuaahh.. sambil tangannya memegang kepalaku dan
memutar-mutar kepalanya. Jangan salahkan saya, jika sekarang perjakamu
kuambil, katanya lagi sambil mencium bibirku dengan nafsunya dan
menggoyangkan pantatnya, lalu saya tak tahan lagi, saya bangun tapi
hanya sebatas duduk dan membiarkan ia berada di atas pangkuanku sambil
saling melilitkan lidah, tanteku membuka t-shirt yang kukenakan dan,
Ahhh, sialan ia menggigit lidahku, kataku. Maaf.. katanya singkat dan
meneruskan aksinya, dan ia menggiring tanganku untuk memegang
payudaranya karena aku masih agak malu, Roy silakan lakukan apa saja
yang kamu suka, katanya Ya Tante, jawab saya. Sssttt jangan pangil Tante
ketika bercinta, katanya lagi.
Kami benar-benar larut dalam
gejolak nafsu birahi, saling berlomba untuk merebut hadiah kenikmatan,
sekarang sudah benar-benar bebas, mulut saya menjelajah ke seluruh wajah
sampai leher, belakang telinganya kujilat dan kuciumi dan kembali ke
bagian leher sampingnya membuat kepalanya menengadah ke atas. Aaahhh
uuuhh teruuuss Roy, katanya, Uuugghhh belajar dari mana kamu?, lanjutnya
dengan nafas yang terengah-engah. Sudahlah jangan tanya-tanya, kata
saya dengan suara bergetar, tangan kita masing-masing saling menjalar ke
bagian tubuh yang paling sensitif.
Kemudian Tante Wulan mendorong
tubuh saya dan menarik celana pendek serta CD yang saya kenakan.
Tooeewww tugu kenikmatan berdiri dengan tegak seraya menyombongkan
dirinya. Tahan sedikit ya, katanya sambil ia meraih batang kemaluan saya
dengan cepat dan mengulumnya. Gila, masuk semua ke dalam mulutnya,
bahkan topi baja saya sampai menyentuh tenggorokannya. Tante Wulan
dengan rakusnya melahap seperti hendak menelan habis, ia bukan seperti
tante saya yang saya kenal, di sini ia tampak liar, seperti orang
kesurupan Aaauuuww teriak saya waktu ia menghisap dengan seluruh
kekuatannya, sepertinya tenaga saya turut dihisapnya sambil ia
menempelkan gigi-giginya di topi baja saya. Besar sekali punyamu dan
panjang, bisiknya lirih.
Bersambung . . . . .
Belum ada tanggapan untuk "Tante Wulan dan Kakakku 1"
Posting Komentar