Ceritasek5.blogspot.com | Namaku Edo. Aku adalah seorang mahasiswa di sebuah PTS swasta terkenal
di Jakarta. Cerita berawal 2 tahun yang lalu, ketika anak pamanku yang
tinggal di Malang disekolahkan oleh orangtuanya ke Jakarta. Devi
namanya. Usianya saat itu baru 16 tahun. Walaupun begitu, ia terlihat
lebih dewasa dari usianya yang sebenarnya. Tingginya sekitar 165 cm,
rambut panjang sebahu dengan bentuk tubuh yang proporsional. Dadanya
cukup besar, kutaksir ukurannya sekitar 34 B. Hidungnya mancung dan kulitnya putih mulus. Maklum, ibunya keturunan Belanda.
Selama
bersekolah di Jakarta, Devi tinggal di rumahku. Makin hari, kami
semakin akrab. Terkadang, bila ada waktu luang, ku jemput dia sepulang
sekolah dengan mobilku. Tidak jarang kuajak dia ke tempat-tempat
rekreasi yang ada di Jakarta, atau ke mal untuk sekadar Window Shopping.
Semua itu kulakukan hanya untuk berdekatan dengannya. Sejujurnya, aku
tergiur dengan keindahan tubuhnya. Namun semua itu masih bisa kutahan.
Aku mencoba sebisa mungkin untuk tidak melakukan hal-hal yang menjurus
padanya, mengingat dia adalah sepupuku sendiri.
Suatu hari, hujan
turun deras sekali. Rumahku sedang kosong saat itu. Kedua orangtuaku
sedang sibuk dangan urusan bisnisnya masing-masing. Adikku main ke rumah
temannya, sedangkan pembantuku pulang kampung. Tinggallah aku sendiri
di kamarku, bersantai sambil menyaksikan film porno ditemani sebotol
Vodka. Aku adalah seorang pecandu alkohol. Tiba-tiba kudengar bel pintu
berbunyi.
Siapa yang datang hujan-hujan begini?, pikirku dalam hati.
Segera
saja kubuka pintu dan tampak di depan pintu pagar rumahku ada seorang
gadis berseragam SMU yang kehujanan. Ternyata gadis itu adalah Devi.
Kehujanan ya Vi? dia mengangguk.
Kenapa ngga minta di jemput?
Tanggung Kak, Devi udah di perjalanan pas hujan tadi
Ya sudah kamu mandi air panas sana, biar nggak demam nanti.
Dia
pun menurut. Saat itu aku baru menyadari di depanku ada pemandangan
yang sangat indah. Tubuh Devi yang sangat indah terlihat jelas di balik
seragam sekolahnya yang basah kuyup. Saat itu, Devi mengenakan Bra hitam
yang sangat seksi. Melihat pemandangan seperti itu, penisku langsung
menegang. Tiba-tiba muncul keinginan kuat untuk mencicipi tubuh Devi,
sepupuku sendiri. Aku langsung melepaskan semua pakaianku, supaya lebih
gampang melaksanakan niat jahatku. Kutunggu dia di depan kamar mandi.
Selang
beberapa lama, pintu kamar mandi terbuka dan muncul Devi dengan hanya
mengenakan handuk untuk menutupi tubuhnya. Dia tampak kaget setengah
mati melihatku dalam keadaan bugil.
Kak.., belum sempat ia melanjutkan kata-katanya, kuterkam tubuhnya.
Kudekap
erat dan kutarik handuk yang melilit di tubuhnya dengan cepat, sehingga
ia langsung telanjang bulat sama sepertiku. Ku seret dia ke dalam
kamarku. Dia mencoba memberontak tapi sia-sia. Tenagaku jelas lebih kuat
darinya.
Kak, apa-apaan ini? Lepaskan! Aku tidak peduli dengan teriakannya.
Sesampainya di kamar, kuhempaskan tubuhnya ke ranjang. Kutindih tubuhnya, kuciumi lehernya yang putih mulus.
Kak, sudah Kak, cukup! Ingat aku saudaramu..
Diam kamu!
Kak Edo mabuk yah.. sadar Kak..
Teriakan dan rontaannya malah membuatku semakin terangsang. Kulumat bibirnya yang merah dan tipis menggiurkan itu.
Mmmhh.. mmppff.. Ia seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi tertahan oleh bibirku.
Sementara
tangan kiriku meremas dadanya yang putih dan montok. Begitu kenyal dan
halus. Kumainkan putingnya yang berwarna pink itu. Ia masih belum
menyerah untuk berontak. Tetapi, semakin ia berontak, semakin aku
bernafsu untuk memperkosanya. Ciumanku turun ke dadanya. Kulumat puting
susunya dengan rakus. Kadang kugigit-gigit. Devi menggelinjang kegelian.
Kak.. sshh.. cukuphh.. udah dong.. sshh Ujarnya setengah mendesah.
Aku
malah semakin gencar melancarkan seranganku. Kali ini jemariku
kuarahkan ke vaginanya. Kumasukkan jari tengahku ke dalamnya. Ternyata
Devi sudah tidak perawan.
Ooo, kamu sudah pernah toh.. gimana
rasanya, enak kan? Sudahlah, nggak usah malu-malu. Nikmati aja..
Mendengar kata-kataku, Wajah Devi merah padam menahan malu.
Tidak! Devi nggak mau..
Mulutnya
menolak, tetapi kurasakan vaginanya semakin basah karena jariku
bergerak keluar masuk. Pantatnya pun bergerak-gerak merespon gerakan
jariku. Kupermainkan klitorisnya dengan jariku. Dia tersentak kaget.
Aahh.. jangan.. mmhh. Ciumanku pindah lagi ke bibirnya.
Kumainkan
lidahku. Selama beberapa detik tidak ada respon. Tetapi beberapa saat
kemudian lidahnya membalas lidahku. Dia juga sudah tampak mulai pasrah,
tidak lagi mencoba berontak seperti tadi. Kulepaskan ciumanku dari
bibirnya. Kujilati dari wajahnya ke leher, turun ke dada, perut dan
akhirnya sampai pada lubang kenikmatan. Kujilat-jilat bibir vaginanya
sementara jariku masih bergerak keluar-masuk vaginanya.
Ooohh.. udahh.. geli.. Tangannya mencoba mendorong kepalaku. Tapi kutepiskan dengan tanganku yang satu lagi.
Kuteruskan permainan lidahku di vaginanya. Kali ini kugelitik klitorisnya.
Uuhh.. sshh.. jangaannhh.. sshh.
Vaginanya semakin basah. Kupikir, inilah saatnya.
Aku
segera bangkit dan mengarahkan penisku yang sudah pada ketegangan
maksimal. Devi sepertinya tahu apa tindakanku selanjutnya. Dia mencoba
mendorongku, tapi kupegangi kedua tangannya. Kubuka lebar kedua pahanya
dengan pahaku. Kumajukan pinggulku dan, bless! Dengan sekali tekan,
amblaslah penisku ke dalam vaginanya.
Jangan Kaakk.. oohh teriaknya berusaha mencegahku.
Tetapi
sudah terlambat. Aku tidak membuang waktu. Langsung kukocokkan penisku,
semakin lama semakin cepat. Vagina Devi masih sangat sempit. Mungkin
karena belum terlalu sering diterobos. Kurasakan vaginanya
berdenyut-denyut. Nikmat sekali. Devi pun sepertinya sudah lelah untuk
melawan. Ia malah terlihat seperti sedang menikmati setiap sodokan yang
kulakukan.
Ssshh.. mmhh.. uuhh.. begitu saja yang keluar dari mulutnya.
Wajahnya
merah, entah merah karena malu, atau karena nafsu. Bibirnya yang seksi
terbuka, membuatku ingin melumatnya. Langsung saja kucium bibirnya. Kali
ini, Devi langsung membalas ciumanku. Lidah kami saling membelit satu
sama lain. Tanganku tidak tinggal diam. Kuremas lembut payudaranya yang
indah. Kadang kupelintir putingnya yang sudah menegang.
Oohh.. sshh.. uuhh desahannya semakin keras.
Gimana, enak kan? tanyaku.
Wajahnya
semakin merah mendengar pertanyaanku. Dia hanya terdiam. Kuhentikan
sodokanku. Ternyata pantatnya masih terus bergoyang-goyang. Kusentakkan
pinggulku secara tiba-tiba. Kupercepat gerakanku sampai pada batas
maksimal kemampuanku.
Aaahh.. Kak Edohh.. uuhh.. sshh..
Kenapa sayang? kamu menikmatinya?
Iyahh.. oohh.. eennaakkhh.. sshh.. aahh...
Tak terasa 15 menit sudah kami berpacu dalam nafsu.
Kak.. sshh.. Devi.. mauhh.. kkelluarrhh.. oohh..
Tahan dulu sayang.. hh.. sebentar lagi..
Nggak bisaahh.. Devvii kkellluuaarr.. aakkhh..
Badannya
mengejang tak karuan diiringi teriakan kenikmatan yang membahana.
Sementara kecepatanku sama sekali tidak kukurangi. Tangan kiriku
menggelitik klitorisnya, tangan kananku meremas dan memainkan payudara
kirinya, sedangkan bibirku menghisap puting susu sebelah kanan. Semua
kulakukan untuk menambah nikmatnya sensasi orgasme.
Sabar ya sayang. Aku belum keluar. bisikku mesra di telinganya.
Kucabut
penisku dari vaginanya untuk memberinya kesempatan beristirahat.
Kujilati lehernya sampai ke belakang telinga. Kugelitik klitorisnya
dengan jemariku. Tak lama kemudian, vaginanya kembali basah.
Kamu mau lagi sayang?. Devi mengangguk pelan.
Kali ini dia lebih agresif. Dia langsung memegang penisku da meremasnya.
Punya Kak Edo besar dan panjang yah.. sampai mentok.
Aku
hanya tersenyum. Bangga juga ada yang memuji senjataku, walaupun bukan
yang pertama kali penisku diakui kehebatannya. Devi meneruskan aksinya.
Dia tidak lagi meremas, melainkan menjilati penisku dari ujung sampai ke
buah zakar. Nikmat sekali rasanya. Tak lama kemudian, dia mengulun
penisku. Kulumannya sangat nikmat. Lembut, tapi sangat terasa. Aku hanya
bisa memejamkan mata dan menikmati setiaphisapan yang dilakukannya
padaku. Saat kubuka mata, Devi sudah duduk di atas penisku. Dia lalu
mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Dan.. slebbbb.. tertelan sudah
batang penisku oleh vaginanya. Devi bergoyang diatasku seperti orang
menunggang kuda. Terkadang, ia memutar pinggulnya, persis seperti goyang
Inul. Kuremas-remas payudaranya yang menggantung seksi di depanku.
Kadang kuhisap dan kujilati putingnya.
Oohh.. sshh.. geli.. mmhh.. Devi merintih-rintih di atasku.
Selang
20 menit kemudian, Devi orgasme untuk yang kedua kalinya. Dia langsung
ambruk di dadaku. Kubalikkan tubuhnya. Kutusuk dari belakang. Kugerakkan
pinggulku secepat mungkin. Devi hanya mampu merintih dan mendesah. 5
menit kemudian, akumerasa ada sesuatu yang hendak keluar dari senjataku.
Vi.. aku.. mauhh.. kkeellluarr..
Janganhh.. dihh.. dalammhh.. mmhh
Langsung
kucabut penisku dan kuarahkan ke wajahnya. Kubiarkan dia mengulum
penisku. Beberapa detik kemudian.. croott.. croott.. aku ejakulasi di
wajahnya. Sebagian spermaku masuk ke mulutnya, dan sebagian lagi
membasahi wajah, leher dan dadanya.
Kami berbaring lemas dengan
nafas tersengal. Kami berbincang-bincang dan akhirnya dia menceritakan
tentang mantan pacarnya yang merenggut keperawanannya. Mantan pacarnya
adalah kakak kelasnya sewaktu di Malang. Sekarang, anak itu sudah
meninggal akibat overdosis narkoba. Devi pindah ke Jakarta untuk
berusaha melupakan peristiwa itu. Ia beralasan kepada orangtuanya bahwa
sekolah di Jakarta lebih bagus. Setelah cukup lama berbincang-bincang,
kuajak dia mandi bersama.
Nafsuku kembali bangkit saat kami saling
menyabuni tubuh masing-masing. Saat itu dia menyabuni penisku sambil
meremas-remasnya. Langsung kucium bibirnya dan dia membalas dengan tak
kalah ganasnya. Kami kembali melakukannya, kali ini dengan posisi
berdiri di bawah guyuran shower. Tak henti-hentinya kuremas payudaranya
yang montok dan kenyal itu. Kami melakukannya selama kurang lebih 12
menit lalu orgasme hampir berbarengan. Aku kembali berejakulasi di
wajahnya. Entah mengapa, aku sangat merasa sangat puas bila melihat
wajah wanita berlumuran spermaku.
Kami masih sering melakukannya
hingga saat ini. Tak hanya di rumah tetapi juga di tempat-tempat lain
seperti di hotel, mobilku, bahkan pernah kami melakukannya di WC
sekolahnya. Padahal, aku sudah punya pacar dan Devi pun begitu. Ada
kepuasan yang berbeda bila bercinta dengannya. Ada satu hal yang
sama-sama ingin kami coba, yaitu beradegan three some. Ada yang berminat
untuk ikutan?
Tamat
Belum ada tanggapan untuk "Nikmatnya Tubuh Sepupuku "
Posting Komentar