Ceritasek5.blogspot.com | Kisah ini adalah kisahku sebenarnya. Dalam cerita ini aku buat nama-nama
tokoh kisah ini dengan nama yang berbeda, karena aku takut orang yang
bersangkutan dengan cerita ini mengetahui, makanya aku buat demikian.
Kisah ini adalah pengalamanku sebenarnya yang terjadi sekitar bulan
januari 1982 dimana namaku (tokoh) dan tempat kejadiannya kurubah. Jika
ada di antara pembaca merasa terbawa dalam kisahku ini aku mohon maaf
kepada saudara/i. Sebelumnya aku perkenalkan diriku dulu. Namaku Sultan,
wajahku lumayan lah. Kata teman-temanku, aku tampan. Itu kata mereka,
kalau menurutku, aku biasa-biasa saja. Aku anak dari seorang pejabat.
Papaku bekerja di suatu kantor pemerintahan, waktu itu ayah menjabat
sebagai wakil walikota. Awal kisah ini terjadi sekitar awal Januari,
dimana waktu itu aku sedang sendiri di rumah, sedang nonton TV tiba-tiba
aku di kejutkan oleh suara bel berbunyi.Kringg.. kring.. suara bel
berbunyi itu membuat aku terkejut.Kemudian aku membuka pintu, aku
melihat seorang gadis berdiri menggunakan baju kaos berwarna putih dan
rok mini berwarna hijau sampai ke lutut, wajahnya cantik dan sedap
dipandang mata.Aku bertanya, Cari siapa dik..?Dia balas dengan bertanya,
Benarkah ini rumah paman Rizal..?Aku terkejut, karena nama yang dia
sebutkan adalah nama papaku. Kemudian aku bertanya lagi.Adik ini
siapa?Dia hanya tersenyum. Senyumannya manis sekali, lalu aku jawab,
Benar, ini rumah paman Rizal, sambungku lagi.Dan sekali lagi dia
tersenyum, manis sekali, membuat hatiku dag dig dug.Aku bertanya lagi,
Adik ini siapa sih..?Sambil terseyum dia memperkenalkan dirinya, Namaku
Lisa, kata-katanya terhenti, Aku datang kemari disuruh mama untuk
menyampaikan sesuatu untuk paman Rizal.Oh iyah.. aku sampai lupa
mempersilakan dia masuk ke rumah. Lalu kusuruh dia masuk.Silakan masuk,
kataku.Aku persilakan dia masuk, Kan ngga enak bicara di depan pintu,
apa lagi tamu.Setelah berbicara sebenter di depan pintu, dia masuk dan
duduk di kursi ruang tamu. Setelah kupersilakan duduk, aku mulai
bertanya lagi tentang dia, dan siapa dia bagaimana hubungannya dengan
papaku.Kalau boleh tau, adik ini siapa yah..?Hihihi.. dia tertawa, aku
jadi heran, tetapi dia malah tertawa.Kalau ngga salah, pasti abang ini
bang.. Sultan yah? sambungnya.Aku terkejut, dari mana dia tahu namaku,
lalu aku bertanya, Kog adik tau nama abang?Lalu dia tertawa lagi, Hihihi
..tau dong.Masa abang lupa sama aku? lanjutnya. Aku Lisa, bang. Aku
anaknya tante Maria, celotehnya menjelaskan.Aku terkejut, ..ah.. jadi
kamu anaknya tante Maria? tambahku.
Aku jadi termangu. Aku baru
ingat kalau tante Maria punya anak, namanya Lisa. Waktu itu aku masih
SMP kelas 3 dan Lisa kelas 1 SMP. Kami dulu sering bermain di taman
bersama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta/sex
dan kami tidak berjumpa lagi karena waktu itu aku pergi ke Australia
sekitar 2 tahun. Sekembalinya dari Autralia aku tidak pernah ke rumahnya
karena sibuk sekolah. Sudah kira-kira 3 tahun kami tidak berjumpa,
sampai aku mahasiswa tingkat 2, aku tidak ingat namanya lagi, kini
bertemu sudah besar dan cantik lagi.Lalu kubertanya kembali
menghamburkan lamunanku sendiri, Bagaimana kabar mamamu? tanyaku.Baik
jawabnya.Kamudian dia mengulangi maksud dan tujuannya. Katanya, papaku
diminta mamanya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu
hal.Lalu aku balik bertanya dengan penasaran, Kira-kira yang akan
dibicarakan apa sih..?Dia menjawab sambil tersenyum manis nan menggoda.
Sambil tersenyum, aku memperhatikan dirinya penasaran.
Tiba-tiba
dia bicara, Ternyata abang ganteng deh, ternyata mama ngga salah
bilang.Aku jadi salah tingkah dan wajahku memerah karena dipuji. Adik
ini ada-ada saja pikirku. Kemudian aku sambut kata-katanya, Ternyata
tante Maria punya anak cantik juga. dia hanya tersenyum saja.Paman Rizal
kemana bang? dia bertanya membuka keheningan.Belum pulang kerja.
jawabku.Hmmm gumamnya.Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya bang!
memastikan.Iya oke. jawabku pasti.Jangan lupa yah..! lebih
memastikan.Iya.. aku tegaskan lagi.Oke deh.. kalau gitu Lisa pamit dulu
yah.. ngga bisa lama-lama nih.. mama bilang jangan lama-lama. jelasnya.
Pamit yah bang! tambahnya.Oke deh, mengiyakan. Hati-hati yah! sambungku
seperti cowok-cowok lain pada cewek umumnya.Dia hanya tersenyum
menjawabnya, Iya bang
Nah, detik itu jugalah momen itu terjadi.
Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku dan mencium pipiku.
Bercampur rasa bingung dan asyik di hatiku.Waduh buat apa itu tadi?
tanyaku bodoh. Dia hanya tersenyum.Abang ganteng deh, jelasnya sambil
melepaskan pegangan tangannya.Nah, itu dia, karena menurutku aji mumpung
perlu diterapkan, aku menangkap tangannya dan balik mencium pipinya.
Dia menjadi kaget dan aku hanya tersenyum saja, memasang wajah innocent
yang jauh dari sempurna. Balas dendam pikirku. Karena kepalang keasyikan
dan sudah timbul nafsu. Aku memberanikan diri lagi untuk mencium
bibirnya mengusik kediamannya karena kaget pada ciuman pertamaku tadi.
Mumpung
rumah sepi kesempatan nih.. pikirku dalam hati.Aku memberanikan diri
untuk lebih lagi dengan meraba tonjolan yang ada di dadanya yang
terbungkus bra dari luar.Dia mendesah, ..ahh..hem..Tonjolannya agak
lumayan kalau tidak salah taksir, kira-kira 32b besarnya. Karena sudah
sangat bernafsu, dan ego kelelakianku meningkat, hasrat itu pun timbul.
Aku belai tubuhnya perlahan dan terus menaik sampai ke lehernya. Kubuka
baju yang dia pakai hingga terlepas. Dan aku terus meraba bongkongnya
yang lumayan juga besarnya kalau tidak salah taksir dapurnya kira-kira
61.Seperti penyanyi saja, gumamku dalam hati.
Karena keadaan
kurang memungkinkan, kugendong dia ke kamarku sambil kami berciuman
terus. Kurebahkan dia di kasur dan kutindih dia. Kubuka perlahan-lahan
kaos yang dia pakai dan BH-nya aku buka hingga polos. Terpampang di
depanku sebuah pemandangan yang indah, sebuah gunung dua yang sangat
indah dengan pucuknya berwarna merah ranum. Aku dengan rakusnya meremas
dan mengulum kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok
yang dia pakai. Perlahan-lahan aku turunkan hingga terbuka semuanya.
Aku melihat kodam (kolor,dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka
perlahan-lahan dengan sabar, hati-hati dan lembut. Tiba-tiba dia
menepis tanganku.Jangan bang..! Jangan bang..! dia memohon, tetapi aku
yang sudah dirasuki setan tidak ambil pikir.Kemudian kucium bibirnya dan
kuremas kembali gunungnya. Dia terangsang. Kucoba mengulang kembali,
kutarik kodamnya (kolor,dalam) perlahan-lahan. Dia tidak menepis
tanganku, terus kubuka dan kuterpana melihat pemandangan yang begitu
indah yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Aku melihat sebuah
kemaluan yang masih gundul yang hanya dikelilingi dengan rambut yang
masih belum lebat.
Kusibak hutan yang masih agak gundul. Ada
cairan bening yang keluar dari dalam hutannya. Dia sudah terangsang.
Kubuka bajuku tergesa-gesa. Pakaianku hanya tinggal kodam (kolor dalam)
saja tetapi Ucokku (kejantananku) sudah mau lompat saja, ingin mencari
sasaran. Sudah tidak tahan ucokku sehingga aku langsung meraba hutannya.
Kusibak (buka) hutannya dan aku menciumnya. Kemudian kujilat semacam
daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya hingga
dia meyilangkan kakinya ke leherku.Ahh.. ohh.. yaa.. desahnya.Kumasukan
jari tanganku satu dan kukorek-korek dalam hutanya. Dia semakin
merapatkan kakinya ke leherku sehingga mukaku terbenam dalam hutannya.
Aku tidak bisa bernafas. Aku terus hajar hutannya.
Hauhh.. ahh..
yahh.. huhhh.. terdengar suara desahya.Aku terus hisap sehingga timbul
suara yang entah dia dengar atau tidak. Kemudian perlahan-lahan kakinya
agak melonggar sehingga aku bisa nafas dengan bebas kembali. Aku terus
menghisap dalam hutannya. Setelah puas kubermain di hutanya, kuhisap
lagi gunung kembarnya, kiri dan kanan.Bang.. aku udah ngga tahan nih..
mau keluar.. desahnya.Kupercepat lagi hisapanku, dia merintih.Ahh..
oohhh.. yahh.. serrrr.. dia lemas. Ternyata dia sudah klimaks.Kubuka
kodamku dan kejantananku ini kukeluarkan. Taksiranku, kejantananku
kira-kira 18 cm panjangnya kalau sudah tegang. Kubimbing kejantananku
(ucok) ke arah hutannya. Kugesek-gesekan kejantananku pada liang
kelaminnya, kusodok perlahan-lahan. Awalnya meleset, tidak masuk. Wah,
ternyata dia masih perawan. Kucoba lagi perlahan-lahan, tidak juga bisa
masuk. Kuberi air ludah ke batang kejantananku agar tambah licin.
Kemudian kucoba lagi, hanya masuk ujung kepalanya saja, dia merintih.
Aduh..
sakit bang.. sakit.. rintihnya.Aku berhenti sejenak, tidak melanjutkan
sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama
dia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok (seperti permainan
bola billyard). Kusodok terus dengan hati-hati, aku tidak lupa memberi
ludahku ke kejantananku. Karena hutannya becek akibat klimaks tadi jadi
agak licin sehingga kepala kejantananku bisa masuk dia merintih.Aduh..
sakit bangTahan dikit yah.. adikku manis..`ngga sakit kok.. cuman
sebentar aja sakitnya bisikku di daun telinganya.Dia diam saja. Kusodok
lagi, akhirnya masuk juga kepala si ucok, terus kusodok agak keras biar
masuk semua.Slupp.. blesss.. dan akhirnya masuk juga ucokku. Dia
menggigit bibirnya menahan sakit. Karena kulihat dia menahan sakit aku
berhenti menunggu dia tidak kesakitan lagi. Ucokku masih terbenam dalam
hutannya, kulihat dia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi ucokku
perlahan-lahan dan lembut, ternyata dia meresapinya dan kembali
terangsang. Kusodok terus.
Ahh.. auuohhh.. yahh.. terus bang..
pintanya karena dia teransang hebat sambil mengoyangkan pinggulnya ke
kiri kanan. Rupanya dia sudah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat
kusodok.Auoohhh.. ahhh.. yahh.. uhhh.. terus bang! kakinya dililitkan ke
leherku.Ahh.. yaa.. rintihnya lagi, terus kusodok agak keras.Selupp..
selup.. suara ucokku keluar masuk, aku juga merasakan ada denyutan dalam
hutannya seperti menghisap (menarik) ucokku. Rasanya tidak bisa
dikatakan dengan kata-kata.Yahh.. aouuhh yahh.. suaraku tanpa sadar
karena nikmatnya.Bang.. enak bang. kusodok terus.Uohh.. ahhh.. yahh..
terusss bang! Yahh.. yahh.. ngga tahan nih bang.. dia terus berkicau
keenakan, oohh.. yahh aouuhh.. yaa.. i coming.. yes.. terus dia
berkicau.Entah apa katanya, aku tidak tahu karena aku juga merasakan
sedotan dalam hutanya semakin kuat.
Dia meremas kain penutup tilam
sampai koyak. Aku terus meyodok dan terus tidak henti-henti.Aouhhh..
ahhh.. yahh.. yaa.. mau keluar nih bang.. dan, Slerrrr dia keluar,
terasa di kepala ucokku. Dia klimaks yang kedua kalinya.Aku terus memacu
terus mengejar klimaksku, Yahh.. aouuu.. yahh.. ada denyutan di kepala
ucokku.Yahh.. ahhh.. aku keluar, kutarik ucokku keluar, kuarahkan ke
perutnya.Air maniku sampai 3x menyemprot, banyak juga maniku yang
keluar, lalu kukecup keningnya.Terima kasih.. aku ucapkan.Kulihat ada
bercak darah di sprei tilam, ternyata darah perawanya. Lalu kuajak dia
membersihkan diri di kamar mandi, dia mengangguk. Kami mandi bersama.
Tiba-tiba ucokku bangkit lagi melihat bongkongnya yang padat dan kenyal
itu. Kutarik bokongnya dan kutunggingkan. Kusodok dari belakang.Aduh..
gumamnya karena masih agak sempit dan masih terasa ngilu karena baru
hilang keperawanannya.
Dia terangsang kembali, kuremas gunung
kembarnya, aku berdengus. Ahh.. aouhhh.. yaaa.Crottt.. croottt..
crottt.. kukeluarkan maniku dan kutumpahkan di bokongnya.Kami terus
bermain sampai 3 kali. Aku teringat kalau sebentar lagi mama akan
pulang, lalu kusuruh cepat-cepat si Lisa mandi dan mengenakan
pakaiannya. Kami tersenyum puas.Terima kasih yah bang, aku tersenyum
saja dan aku mencium bibirnya lagi serta membisikkan ke telinganya,
Kapan-kapan kita main lagi yah!Dia hanya tersenyum dan, ..iya,
jawabnya.Setelah berpakain dan merapihkan diri, kuantar dia ke depan
rumah. Dan ciuman manis di bibir tidak lupa dia berikan kepadaku sebelum
pergi. Aku hanya bisa melihat dia berjalan pergi dengan langkah yang
agak tertatih karena merasakan nyeri di selangkangannya.Oh nikmatnya
dunia hari ini. pikirku dalam hati sambil menutup pintu.
Jika anda ingin berkenalan denganku tetapi khusus cewek, silakan e-mail aku.
TAMAT
Belum ada tanggapan untuk "Sepupuku Lisa "
Posting Komentar